Raja Daud tahu bahwa jika gelombang kesombongan yang penuh dosa ini terus meningkat, maka bangsanya akan runtuh secara rohani.
Ia tahu bahwa depresi ekonomi, kekacauan moral, atau kekalahan militer pasti akan mengikuti kemerosotan rohani. "Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan" (Amsal 16:18)
Jadi ia melakukan apa yang semua orang cerdas lakukan bila mereka sampai di ujung tanduk - ia berpaling kepada Allah. Ia berhenti memohon kepada Allah untuk menghancurkan musuh-musuhnya.
Roh Allah menyingkapkan kepadanya, bahwa gerakan rohani bangsanya tidak dapat meningkat lebih tinggi daripada tingkat rohani hatinya sendiri. Ia pun sujud dengan kerendahan hati dan berdoa "selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal" (mazmur 139:23-24)
Andai saja hari ini kita menyadari bahwa suatu bangsa tidak dapat bangkit lebih tinggi, lebih kuat, lebih baik daripada individu-individu yang membentuk bangsa itu!.
Daud menyadari kebenaran ini; dan dengan penuh hikmat ia menyimpulkan bahwa ia harus membereskan banyak hal di dalam dirinya sendiri! Kita masing-masing perlu sampai ada kesimpulan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar