Kita paham bahwa kehidupan modern membebani iman orang kristen.
Siapakah yang tidak bertanya kepada Allah di masa kemalangan dan kesulitan, apakah Allah peduli terhadap saya?
Pemazmur menyuarakan perasaan sebagian besar dari kita "tempat pelarianku bagiku telah hilang, tidak ada seorangpun yang mencari aku" (Mazmur 142:4)
Sama seperti perasaan Marta, banyak ibu, ketika dipenuhi beban-beban sebagai ibu lalu menangis, "Tuhan tidakkah Engkau peduli?"
Para murid, yang diombang-ambingkan angin badai di laut, berseru "Tidakkah Engkau peduli, jika kami binasa?"
Pertanyaan tersebut selamanya terjawab di dalam kata-kata Petrus "Ia peduli terhadapmu"
Alkitab berkata "Yang hatinya teguh Kau jagai dengan damai sejahtera, sebab kepadaMulah ia percaya" (Yesaya 26:3).
Percayalah Anugerah Allah lebih dari cukup untuk masa-masa yang sulit ini.
Saya belajar, hari lepas hari, untuk tetap menjaga pikiran saya berpusat pada Kristus, maka kekhawatiran dan kecemasan dan persoalan dunia akan menghilang dan yang tertinggal adalah "damai sejahtera" di dalam hati manusia.
Kristus telah mati sebagai wujud tanggung jawab terhadap persoalan dan kekuatiran saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar