Jumat, 21 November 2014

Hati Bapa

Di sebuah stasiun kereta api, pagi-pagi benar sudah dikerumuni oleh banyak orang yang tentunya sedang menunggu kereta. Terdapat juga seorang pria tua dan anak perempuannya yang masih kecil. Saat kereta datang, pria tua itu buru-buru memasuki kereta.

Dalam perjalanan, si pria tua itu baru sadar bahwa ia meninggalkan putrinya sendirian di stasiun. Pria tua ini kembali ke stasiun dan mendapati putrinya hilang. Betapa hancur hatinya bahwa dia tidak mampu menjaga anak semata wayangnya.

Tahun pun berganti, anaknya telah menikah dengan pria kaya. Namun masih ada kerinduan yang luar biasa untuk bisa bertemu dengan ayahnya. Dia benar-benar membenci tempat di mana ayahnya telah dengan sengaja membuangnya.

Tiba-tiba gadis itu ingin kembali ke stasiun untuk melepas kerinduan. Untuk mengenang detik-detik terakhir saat masih bersama ayahnya. Betapa terkejutnya saat didapati ada seorang pria tua berdiri di depan stasiun. Raut mukanya masih sama, dia adalah ayahnya. Ternyata sang ayah selalu menunggunya di stasiun setiap hari. Tidak ada rasa lelah ataupun bosan, bahkan setiap hari selalu ada harapan baru dan yakin bahwa ia akan bertemu anaknya.

Mungkin kita kecewa saat orang tua/orang-orang di sekitar kita tampak tidak mempedulikan kita. Itu bukan berarti mereka tidak menyayangi dan mengasihi kita. Begitu juga dengan Allah kita di surga, mungkin doa/permohonkan kita tidak dijawab, atau bahkan kita merasa bahwa Tuhan begitu jauh dengan kita.
"Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” Matius 7:9-11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar