Seorang petani di Afrika Selatan mendengar ada sebuah tambang emas ditemukan. Bergegaslah ia menjual sepetak tanah ladangnya.
Hidup jadi petani itu keras dan sukar, dia berharap kehidupan membaik jika dapat beberapa genggam emas.
Dengan sedikit uang hasil penjualannya, ia mulai perjalanan, mengadu nasib. Tahun demi tahun lewat tak setitik emaspun yang ia peroleh.
Ia pulang dengan kecewa. Saat duduk di dapur ia mengamati ada mangkuk yang dipenuhi bebatuan yang mengkilap, lalu bertanya pada temannya, barang apa itu.
Temannya menjawab dengan ringan "Oh, entahlah hanya serpihan karang yang berwarna-warni yang aku pungut waktu menggali halaman belakang ...." bebatuan yang mengkilap itu ternyata BERLIAN.
Berapa banyak dari kita lelah mencari harta untuk memuaskan hidup kita. Kita mencarinya dalam mencapai karir atau dalam kenikmatan dunia hiburan.
Dalam berlimpahnya uang, kuasa, dan penghormatan dari manusia. Kita menjual jiwa kita untuk memperoleh "harta" dan yang kita temui kehampaan. Kita mencari segentong emas di ujung pelangi dan mendapati mereka hanyalah butiran jagung.
Padahal "harta" itu sangat dekat, harta itu berbuah di halaman kehidupan kita, kalau kita dapat mengenalinya. Harta itu adalah Kasih, Damai Sejahtera dan Sukacita.
"Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan." (Roma 15:13).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar