Selasa, 06 Januari 2015

Bahagia Itu Sederhana

Mendengar isteri cerewet di rumah,  berarti aku masih punya keluarga.

Mendengar suami masih mendengkur di sebelahku berarti aku masih punya suami.

Mendengar ayah dan ibu menegurku dengan tegas berarti aku masih punya ibu dan ayah.

Merasa letih dan jemu menasihati anak yang nakal, berarti aku masih punya anak yg mewarnai hidupku

Merasa letih setiap malam selepas penat bekerja, itu berarti aku mampu bekerja keras.

Membersihkan piring dan gelas kotor setelah menerima tamu di rumah, itu berarti aku punya teman.

Pakaianku terasa agak sempit, itu berarti aku makan cukup.

Mencuci dan menyetrika timbunan baju, itu berarti aku memiliki pakaian.

Membersihkan halaman rumah, mengepel lantai, itu berarti aku memiliki tempat tinggal.

Mendapatkan banyak tugas pekerjaan itu berarti aku dipercayai dapat melakukannya.

Mendengar bunyi klakson itu berarti aku masih bisa mendengar.

Mendengar kicau burung di pagi hari, itu berarti aku masih hidup.

Akhirnya banyak hal yang dapat kita syukuri setiap hari.

Aku juga bersyukur mendapatkan pesan ini, kerana secara tidak sadar aku masih memiliki teman yang peduli padaku.

Seseorang yang peduli tentang aku telah mengirimkannya kepadaku.

Dan karena aku peduli tentangmu maka aku mengirimkannya juga kepadamu.

Berhenti mengeluh dan bersyukurlah. Bersyukur dalam setiap keadaan meskipun kadang tak tampak ada alasan untuk bersyukur.

Ayo kita sama-sama mencoba untuk bersyukur setiap saat walau keadaan kini belum seperti apa yang kita harapkan sebab hikmah selalu ada dibaliknya.. saat kita mampu melihatnya dari sisi yang lain.

Mazmur 118:1  "Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar