Sabtu, 31 Januari 2015

Kemarahan

Kemarahan sering menjadi alasan untuk melakukan tindakan spontan. Bentakan, omelan, sumpah serapah, atau tindakan lain, sering menjadi ungkapan kemarahan.
Musa dengan emosional memukul bukit batu untuk mengeluarkan air bagi umat Israel, padahal Tuhan hanya perintahkan untuk berkata saja supaya bukit batu itu memberikan air (Bil.20:11). Kemarahan ini ternyata berakibat fatal. Musa batal mendapat hak memimpin Israel memasuki Tanah Perjanjian.
Firman Tuhan katakan :" Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota." (Ams.16:32). Bersyukur karen Kuasa Roh Kudus dapat mengubah karakter-karakter manusia menjadi baru, sehingga karakter lama berlalu, sementara karakter baru yang lembut segera menggantikannya (2 Kor.5:17).
T.Jefferson berjata 'Hitung dulu sampai 10 kalau marah, 100 kalau sangat marah'.
Ungkapan spontan karena marah tidak pernah membawa kebaikan. Bahkan pengajaran baikpun menjadi sia-sia jika disampaikan dengan nada marah-marah. (GE)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar