Selasa, 03 Maret 2015

Kelemahlembutan

Dalam kebudayaan kita, kelemahlembutan telah diartikan sebagai kelemahan. Namun hal tersebut bukanlah pandangan alkitabiah.

Seekor kuda liar yang telah dijinakkan masih sama kuatnya, namun telah dibuat bermanfaat bagi manusia.

Yesus itu lemah lembut, namun tidak dapat dipandang sebagai sosok yang lemah. Yesus adalah Allah sendiri.

Tidak ada orang yang dilahirkan dengan sifat bawaan lemah lembut.
Sifat ini adalah karya Roh Allah.

Musa, Petrus juga Paulus tidak dilahirkan dengan sifat lemah lembut.
Namun Allah mengerjakan kelemahlembutan dalam diri Musa selama 40 tahun.

Petrus adalah orang yang terburu nafsu, bertindak dalam pikiran saat itu, Roh Kudus Allah mengubah Petrus setelah kebangkitan Yesus.

Paulus adalah penganiaya umat kristen. Pertemuannya dengan Yesus, telah mengubah hidupnya dan menulis kepada jemaat di Galatia "Buah-buah Roh adalah kemurahan, kebaikan .... kelemahlembutan"

Berbangga diri adalah sifat dasar kita, bukan kelemahlembutan.
Hanya Roh Allah yang dapat membentuknya melalui pengalaman lahir baru.

"Berbahagialah orang yang lemahlembut, karena mereka akan memiliki bumi" [Matius 5:5].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar