Kamis, 05 Maret 2015

Hukum Tabur Tuai

Hukum kekal "menabur dan menuai" telah menguasai kita.
Dunia kita kini adalah tempat menuai kebejatan moral, dan kita berusaha memulihkannya dengan sia-sia.

Ilalang pemuasan nafsu lebih cepat bertumbuh daripada gandum pengendalian moral.

Semua umat manusia bersalah. Namun, masing-masing orang di tengah masyarakat berusaha menimpakan kesalahan kepada orang lain.

DPRD DKI menyalahkan Gubernur; Gubernur menyalahkan DPRD DKI.
Polri menyalahkan KPK; KPK menyalahkan Polri.
Pemodal menyalahkan pekerja; pekerja menyalahkan pemodal.

Seorang petani tua menyimpulkan hal ini dan berkata "Situasi dunia saat ini sudah berantakan!"

Firman Tuhan berkata "sebab mereka menabur angin, maka mereka akan menuai puting beliung" [Hosea 8:7]

Namun sebagai orang percaya kita optimis. Masalah dunia ini besar, tetapi Allah lebih besar.
Jika kita berani mengikutsertakan Allah, mengakui dosa kita, dan sepenuhnya mengandalkanNya untuk mendapat hikmat, bimbingan dan kekuatan, maka masalah dunia ini dapat diselesaikan.

Masih ada waktu untuk menghadirkan damai sejahtera tetapi waktunya sangat singkat.
"Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah sesuai kasih setia!, bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan" [Hosea 10:12].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar